Ada sahabat yang bertanya, kapan doa qunut dibaca ? Kita tahu bahwa doa qunut adalah serangkaian doa yang dibaca saat i'tidal atau berdiri setelah ruku pada rakaat terakhir salat subuh atau witir di pertengahan bulan Ramadhan.
Menurut pendapat madzab Syafi’i, doa Qunut dalam salat Subuh merupakan salah satu dari sunnat Ab’adl shalat, baik saat terjadi musibah maupun tidak. Membaca doa qunut juga dipraktekkan oleh sebagian besar ulama salaf dan generasi setelahnya. Bahkan para sahabat Nabi Muhammad termasuk Khulafa'ur Rasidin semisal Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Al Khatthab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas dan Al Barra’ bin Azib pun membaca doa qunut dalam salat subuh yang dikerjakannya.
Sementara pendapat Imam lain seperti mazhab Hanafi dan Maliki tidak menjatuhkan hukum qunut pada sunat ab'adl, sehingga tak heran jika Anda ke Mekkah atau Madinah, shalat subuhnya umumnya tidak pakai qunut walaupun terkadang pula memakai qunut karena di Mekkah dan Madinah, mayoritas ulamanya bermazhab Maliki/Hanafi.
Lebih lengkapnya lagi tentang hukum qunut :
Ulama Mazhab Maliki
Mereka berpendapat bahwa tidak ada qunut kecuali pada shalat shubuh saja. Tidak ada qunut saat sholat witir dan sholat lainnya.
Ulama Mazhab Syafi’i
Mereka berargumen bahwa tidak ada qunut dalam shalat witir kecuali pada pertengahan bulan Ramadan. Dan tidak ada qunut dalam sholat lima waktu selain sholat shubuh dalam segala situasi, apakah kondisi umat Islam dikenai oleh kemalangan atau tidak. Doa qunut pun diberlakukan selain pada sholat shubuh kalau kaum muslimin sedang dirundung musibah. Qunut ini dinamakan qunut nazilah.
Ulama Mazhab Hanafi
Dianjurkan qunut pada shalat witir. Tidak diperbolehkan qunut pada sholat lain kecuali pada saat nawaazil ketika kaum Muslimin terkena musibah, tapi qunut nawaazil hanya pada shubuh saja dan yang membaca qunut adalah imam, lalu diaminkan oleh jama'ah dan tidak ada qunut jika shalatnya sendiri.
Ulama Mazhab Hambali
Mereka berpendapat bahwa disyari'atkan qunut di dalam shalat witir. Tidak dianjurkan untuk qunut pada sholat lain kecuali ada bencana besar selain penyakit. Dalam kondisi ini imam mewakilinya berqunut saat sholat lima kali selain sholat Jum'at.
Perbedaan ini jangan membuat saling menyalahkan atau merasa benar sendiri karena masing-masing punya dalil yang boleh diikuti. Dalil yang digunakan sebagai rujukan hukum membaca doa qunut dalam mazhan Syafi'i antara lain hadist Anas bin Malik yang artinya:
Juga hadits yang diriwayatkan dari Al Awwam bin Hamzah, yang artinya :
Selain itu, yang biasa berqunut juga mesti tahu bahwa ada hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah pun tidak selalu membaca qunut dalam shalat Subuh. Namun mesti tahu juga bagi yang tidak suka qunut bahwa hadits tersebut tetap tidak menghalangi kesunnatan membaca doa qunut, apalagi sampai mengharamkannya.
Hal ini menurut para ahli fiqih selaras dengan kaidah Ushul Fiqih yang berbunyi; “Dalil yang menetapkan lebih didahulukan daripada dalil yang menafikan, karena dalil yang menetapkan memiliki informasi tambahan.”
Selain qunut subuh, kita juga mengenal qunut nazilah. Doa qunut ini dibaca ketika saudara-saudara kita kaum muslimin dimana saja berada sedang terkena ancaman, penganiayaan dan penindasan musuh-musuh Allah.
Qunut Nazilah dibaca pada setiap shalat fardhu dan dibaca pada rakaat terakhir selepas bangun dari Ruku’ sesudah membaca dzikir i'tidal sebelum sujud. Untuk mazhab Hanafi, dibaca setiap sholat fardhu jahriyah atau yang dikeraskan, sedangkan selain madzhab Hanafi, doa qunut nazilah dibaca setiap kali sholat fardhu.
Beberapa pertanyaan sahabat seputar qunut, insya Allah akan Saya bahas nanti pada artikel selanjutnya, seperti tentang :
- apa hukumnya jika shalat subuh tidak membaca doa qunut ?
- apakah sah sholat subuh tanpa doa qunut ?
- doa qunut sholat subuh wajib atau tidak ?
- cara sholat subuh sendiri tanpa doa qunut
- bacaan doa qunut sholat subuh
- pengganti doa qunut saat shalat subuh
Menurut pendapat madzab Syafi’i, doa Qunut dalam salat Subuh merupakan salah satu dari sunnat Ab’adl shalat, baik saat terjadi musibah maupun tidak. Membaca doa qunut juga dipraktekkan oleh sebagian besar ulama salaf dan generasi setelahnya. Bahkan para sahabat Nabi Muhammad termasuk Khulafa'ur Rasidin semisal Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Al Khatthab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas dan Al Barra’ bin Azib pun membaca doa qunut dalam salat subuh yang dikerjakannya.
Sementara pendapat Imam lain seperti mazhab Hanafi dan Maliki tidak menjatuhkan hukum qunut pada sunat ab'adl, sehingga tak heran jika Anda ke Mekkah atau Madinah, shalat subuhnya umumnya tidak pakai qunut walaupun terkadang pula memakai qunut karena di Mekkah dan Madinah, mayoritas ulamanya bermazhab Maliki/Hanafi.
Lebih lengkapnya lagi tentang hukum qunut :
Ulama Mazhab Maliki
Mereka berpendapat bahwa tidak ada qunut kecuali pada shalat shubuh saja. Tidak ada qunut saat sholat witir dan sholat lainnya.
Ulama Mazhab Syafi’i
Mereka berargumen bahwa tidak ada qunut dalam shalat witir kecuali pada pertengahan bulan Ramadan. Dan tidak ada qunut dalam sholat lima waktu selain sholat shubuh dalam segala situasi, apakah kondisi umat Islam dikenai oleh kemalangan atau tidak. Doa qunut pun diberlakukan selain pada sholat shubuh kalau kaum muslimin sedang dirundung musibah. Qunut ini dinamakan qunut nazilah.
Ulama Mazhab Hanafi
Dianjurkan qunut pada shalat witir. Tidak diperbolehkan qunut pada sholat lain kecuali pada saat nawaazil ketika kaum Muslimin terkena musibah, tapi qunut nawaazil hanya pada shubuh saja dan yang membaca qunut adalah imam, lalu diaminkan oleh jama'ah dan tidak ada qunut jika shalatnya sendiri.
Ulama Mazhab Hambali
Mereka berpendapat bahwa disyari'atkan qunut di dalam shalat witir. Tidak dianjurkan untuk qunut pada sholat lain kecuali ada bencana besar selain penyakit. Dalam kondisi ini imam mewakilinya berqunut saat sholat lima kali selain sholat Jum'at.
Perbedaan ini jangan membuat saling menyalahkan atau merasa benar sendiri karena masing-masing punya dalil yang boleh diikuti. Dalil yang digunakan sebagai rujukan hukum membaca doa qunut dalam mazhan Syafi'i antara lain hadist Anas bin Malik yang artinya:
“Rasulullah SAW tidak henti membaca Qunut dalam shalat Fajar hingga beliau meninggal dunia”
(Musnad Ahmad bin Hambal)
Juga hadits yang diriwayatkan dari Al Awwam bin Hamzah, yang artinya :
“Aku bertanya pada Abu Utsman tentang masalah qunut dalam shalat Shubuh. Dia menjawab, “Setelah ruku’”. Aku bertanya lagi, “Dari siapa?” Dia menjawab, “Dari Abu Bakar, Umar dan Utsman”.
Selain itu, yang biasa berqunut juga mesti tahu bahwa ada hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah pun tidak selalu membaca qunut dalam shalat Subuh. Namun mesti tahu juga bagi yang tidak suka qunut bahwa hadits tersebut tetap tidak menghalangi kesunnatan membaca doa qunut, apalagi sampai mengharamkannya.
Hal ini menurut para ahli fiqih selaras dengan kaidah Ushul Fiqih yang berbunyi; “Dalil yang menetapkan lebih didahulukan daripada dalil yang menafikan, karena dalil yang menetapkan memiliki informasi tambahan.”
Selain qunut subuh, kita juga mengenal qunut nazilah. Doa qunut ini dibaca ketika saudara-saudara kita kaum muslimin dimana saja berada sedang terkena ancaman, penganiayaan dan penindasan musuh-musuh Allah.
Qunut Nazilah dibaca pada setiap shalat fardhu dan dibaca pada rakaat terakhir selepas bangun dari Ruku’ sesudah membaca dzikir i'tidal sebelum sujud. Untuk mazhab Hanafi, dibaca setiap sholat fardhu jahriyah atau yang dikeraskan, sedangkan selain madzhab Hanafi, doa qunut nazilah dibaca setiap kali sholat fardhu.
Beberapa pertanyaan sahabat seputar qunut, insya Allah akan Saya bahas nanti pada artikel selanjutnya, seperti tentang :
- apa hukumnya jika shalat subuh tidak membaca doa qunut ?
- apakah sah sholat subuh tanpa doa qunut ?
- doa qunut sholat subuh wajib atau tidak ?
- cara sholat subuh sendiri tanpa doa qunut
- bacaan doa qunut sholat subuh
- pengganti doa qunut saat shalat subuh
Tag :
doa qunut
